Entri Populer

Rabu, 18 Mei 2011

Untuk Apa Kita diciptakan?


penulis Al ustadz Abu Usamah Abdurrahman bin Rawiyah An Nawawi
Syariah Aqidah 05 - Juli - 2003 06:54:34
Kehidupan di dunia pada dasar hanyalah senda gurau atau main-main saja. Orang akan semakin merugi bila tdk tahu utk apa ia diciptakan Allah dan menjalani kehidupan di dunia ini.
Kalau kita melihat besar kekuasaan Allah niscaya kita akan segera mengucapkan “Allahu Akbar” “Subhanallah”. Allah menciptakan langit tanpa tiang serta semua bintang yg menghiasi dan Allah turunkan dari air hujan dan tumbuh dengan segala jenis tumbuh-tumbuhan. Bumi terhampar sangat luas segala jenis makhluk bertempat tinggal di atas berbagai keni’matan dikandung dan tiap orang dgn mudah bepergian ke mana yg dia inginkan.
Binatang ada dgn berbagai jenis bentuk dan warnanya. Tumbuh-tumbuhan dgn segala jenis dan buah-buahan dgn segala rasa dan warnanya. Laut yg sangat luas dan segala rizki yg ada di dlm semua mengingatkan kita kepada kebesaran Allah dan ke-Mahaagungan-Nya.
Kita meyakini bahwa Allah menciptakan semua itu memiliki tujuan dan tdk sia-sia. mk dari itu mari kita berlaku jujur pada diri kita dan di hadapan Allah yaitu tentu bahwa kita juga diciptakan oleh Allah tdk sia-sia dlm arti kita diciptakan memiliki tujuan tertentu yg mungkin berbeda dgn yg lain. Allah berfirman
“Maka apakah kalian mengira bahwa sesungguh Kami menciptakan kalian secara main-main dan bahwa kalian tdk akan dikembalikan kepada Kami?”
“Apakah manusia mengira bahwa ia akan dibiarkan begitu saja ?”
“Dan Kami tdk menciptakan langit dan bumi dan apa yg ada di antara kedua tanpa hikmah”.
”Dan Kami tdk menciptakan langit dan bumi dan apa yg ada di antara kedua dgn bermain-main.”
Dari ayat-ayat di atas sungguh sangat jelas bahwa segala sesuatu yg ada di muka bumi ini dan yg ada di langit serta apa yg ada di antara kedua tdk ada yg sia-sia. Lalu utk siapakah semua itu?
Mari kita melihat keterangan Allah di dlm Al Qur’an:
“Dialah yg telah menjadikan bumi terhampar buat kalian dan langit sebagai atap dan Dia menurunkan air hujan dari langit lalu Dia menghasilkan dgn hujan itu segala buah-buahan sebagai rizki utk kalian krn itu janganlah kalian mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah padahal kalian mengetahuinya.”
”Dia Allah yg telah menjadikan segala apa yg di bumi utk kalian.”
“Allah-lah yg menjadikan bumi bagi kalian tempat menetap dan langit sebagai atap lalu membentuk kalian membaguskan rupa kalian serta memberi kalian rizki dari sebagian yg baik-baik yg demikian itu adl Allah Tuhanmu Maha Agung Allah Tuhan semesta alam.”
Ibnu Katsir dlm tafsir beliau mengatakan: “Allah mengeluarkan bagi mereka segala macam tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan yg bisa kita saksikan sebagai rizki buat mereka dan binatang-binatang ternak mereka sebagaimana yg telah disebutkan di banyak tempat di dlm Al Qur’an.”
As-Sa’di mengatakan di dlm tafsir beliau hal. 30: ”Allah menciptakan segala apa yg ada di atas bumi buat kalian sebagai wujud kebaikan Allah bagi kalian dan rahmat-Nya agar kalian juga bisa mengambil manfaat dari bersenang-senang dan bisa menggali apa yg ada padanya. dan Allah menciptakan semua agar manfaat kembali kepada kita.”
Sungguh sangat jelas bahwa semua apa yg ada di langit dan di bumi dipersiapkan utk manusia seluruhnya. Maha Dermawan Allah terhadap hamba-Nya dan Maha Luas rahmat-Nya.
Dari keterangan di atas berarti manusia diciptakan oleh Allah dgn dipersiapkan bagi segala keni’matan tentu memiliki tujuan yg agung dan mulia. Lalu utk apakah tujuan mereka diciptakan?
Tujuan Diciptakan Manusia
Manusia dgn segala ni’mat yg diberikan Allah memiliki kedudukan yg tinggi di hadapan makhluk yg lain. Tentu hal ini menunjukkan bahwa mereka diciptakan utk satu tujuan yg mulia agung dan besar. Tujuan inilah yg telah disebutkan oleh Allah di dlm Al Qur’an:
“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan utk menyembah-Ku.”
Abdurrahman As Sa’di dlm tafsir beliau mengatakan: “Inilah tujuan Allah menciptakan jin dan manusia dan Allah mengutus seluruh para rasul utk menyeru menuju tujuan ini yaitu ibadah yg mencakup di dlm pengetahuan tentang Allah dan mencintai-Nya bertaubat kepada-Nya menghadap dgn segala yg dimiliki kepada-Nya dan berpaling dari selain-Nya.”
Semua ni’mat yg diberikan oleh Allah kepada manusia tdk lain hanya utk membantu mereka dlm mewujudkan tugas dan tujuan yg mulia ini.
Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin dlm kitab Al Qaulul Mufid mengatakan: “Dengan hikmah inilah manusia diberikan akal dan diutus kepada mereka para rasul dan diturunkan kepada mereka kitab-kitab dan jika tujuan diciptakan manusia adl seperti tujuan diciptakan binatang niscaya akan hilang hikmah diutus para rasul dan diturunkan kitab-kitab krn yg demikian itu akan berakhir bagaikan pohon yg tumbuh lalu berkembang dan setelah itu mati.”
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dlm kitab Majmu’ Fatawa mengatakan: “Maka sesungguh Allah menciptakan manusia utk menyembah-Nya sebagaimana firman Allah ‘Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka menyembah-Ku.’ Ibadah kepada Allah hanya dilakukan dgn cara mentaati Allah dan Rasul-Nya dan tdk dikatakan ibadah kecuali apa yg menurut syariat Allah adl sesuatu yg wajib atau sunnah.”
Makna Ibadah
Ibadah secara bahasa arti menghinakan diri. Sedangkan menurut syariat Ibnu Taimiyyah mengatakan: “Nama dari segala yg dicintai oleh Allah dan diridhai-Nya dari segala bentuk perbuatan dan ucapan baik yg nampak ataupun yg tdk nampak.”
Macam Ibadah
Dari definisi Ibnu Taimiyah di atas kita mendapatkan faidah bahwa ibadah itu ada dua bentuk yaitu ibadah yg nampak dan tdk nampak. Atau dgn istilah lain ibadah dzahiriyyah dan ibadah bathiniyyah; atau dgn istilah lain lagi ibadah badaniyyah dan ibadah qalbiyyah.
Ibadah badaniyyah atau dzahiriyyah adl segala praktek ibadah yg dapat dilihat melalui gerakan anggota badan yg diridhai Allah dan yg dicintai-Nya seperti shalat zakat puasa berhaji berdzikir berinfak menyembelih bernadzar menolong orang yg membutuhkan dan sebagainya. Adapun ibadah bathiniyyah atau ibadah qalbiyyah adl ibadah yg terkait dgn hati dan tdk nampak seperti takut tawakkal berharap khusyu’ cinta dan sebagainya.
Dari kedua jenis ibadah ini yg paling banyak kaum muslimin terjebak pada adl yg berkaitan dgn ibadah bathiniyyah atau ibadah hati dikarenakan sedikit dari kaum muslimin yg mengetahuinya.
‘Ubudiyyah dan Tingkatannya
Telah berbicara para ulama tentang tingkatan ‘ubudiyah ini berdasarkan apa yg telah disebutkan oleh Allah di dlm Al Qur’an.
Pertama ‘ubudiyyah yg bersifat umum.
Ubudiyyah ini bisa dilakukan oleh tiap makhluk Allah yg muslim atau yg kafir. Inilah yg diistilahkan dgn ketundukan terhadap takdir dan sunnatullah. Allah berfirman
“Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi kecuali akan datang kepada Tuhan yg Maha Pemurah selaku seorang hamba.” .
Tentu di dlm ayat ini masuk juga orang2 kafir.
Kedua ‘ubudiyyah ketaatan yg bersifat umum.
Ini mencakup ketundukan tiap orang terhadap syariat Allah sebagaimana firman Allah:
“Dan hamba-hamba Allah yg Maha Penyayang itu adl orang2 yg berjalan di muka bumi ini dgn rendah hati .”
Ketiga ‘ubudiyyah yg khusus.
Ubudiyyah yg khusus ini adl tingkatan para Nabi dan Rasul Allah. Sebagaimana firman Allah tentang Nabi Nuh:
“Sesungguh dia adl hamba-Ku yg bersyukur.” .
Kemudian Allah berfirman tentang Rasulullah:
“Dan jika kalian ragu-ragu terhadap apa yg Kami turunkan kepada hamba Kami” .
Dan Allah berfirman tentang seluruh para rasul:
“Dan ingatlah akan hamba-hamba Kami Ibrahim Ishaq dan Ya’qub yg memiliki perbuatan-perbuatan yg besar dan ilmu-ilmu yg tinggi.” .
Ini merupakan ‘ubudiyyah para rasul yg tdk ada seorangpun akan bisa mencapainya.
Syarat Diterima Ibadah
Tentu sebagai orang yg dikenai beban syariat tdk menginginkan jikalau ibadah pengabdian dan pengorbanan kita tdk bernilai di hadapan Allah. Telah sepakat para ulama Ahlus Sunnah bahwa sebuah ibadah akan diterima oleh Allah dgn dua syarat yaitu “mengikhlaskan niat semata-mata utk Allah” dan “mengikuti sunnah Rasulullah.”
Kedua syarat ini merupakan makna dari dua kalimat syahadat “Laa ilaaha illallah dan Muhammadur Rasulullah.” Kesepakatan Ahlus Sunnah dgn kedua syarat ini dilandasi Al Qur’an dan hadits di antara adl firman Allah:
“Dan tidaklah mereka diperintahkan melainkan agar mereka menyembah Allah dgn mengikhlaskan agama bagi-Nya.” .
Rasulullah bersabda:
“Sesungguh amal itu sah dgn niat dan seseorang akan mendapatkan apa yg dia niatkan.”
Rasulullah bersabda:
“Barang siapa yg melakukan suatu amalan dan bukan dari perintahku mk amalan tertolak.”
Wallahu a’lam.
Sumber: www.asysyariah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar